Thursday, August 20, 2009

Menuntut Ilmu


Menuntut Ilmu

Bagi setiap orang yang akan mencari ilmu hendakanya memperhatikan hal-hal berikut, agar supaya bisa mendapatkan ilmu yang manfaat di dunia dan akhirat serta barokah. insyaAllah. Hal-hal tersebut diantaranya adalah :

1. Niat
Sebelum kita mengawali kegiatan kita dalam mencari ilmu, hendaknya kita mengawalinya dengan niat yang benar. Karena banyak sekali amalan yang kelihatannya adalah amalan duniawiyah, tetapi jika diniati dengan niat yang bagus akan menjadi amalan akhirat. Dan banyak juga amalan yang kelihatannya adalah amalan akhirat, tetapi hanyalah menjadi amalan duniawiyah semata karena niat yang salah atau jelek.
Oleh karena itu niat ini menjadi titik tolak penting bagi para pencari ilmu dalam mengawali kegiatannya mencari ilmu. Karena niat adalah pokok dari setiap amalan. Sebagaimana sabda Nabi SAW “Innamal a’maalu binniyyati ”
Dan di hadits lain Nabi Muhammad juga bersabda :

“ Kam min ámalin yutashowwaru bi shuroti a’maaliddunya wa yashiru a’maala aakhirota, wa kam min ámalin yutashowwaru bi shuroti a’maalil akhiroti tsumma yashiru min a’maaliddunya bi suuinniyyah”

yang artinya kurang lebih “Banyak amalan yang kelihatannya merupakan amalan duniawiyah, tetapi karena dengan niat yang bagus (benar), maka menjadi amalan akhirat. Dan banyak juga amalan yang kelihatannya merupakan amalan akhirat, kemudian menjadi amalan duniawiyah karena niat yang jelek (salah)”.
Niat-niat yang benar dalam mencari ilmu adalah yang pertama : mencari ridho dari Allah SWT. Yang telah memberikan kita kehidupan ini dan nikmat-nikmat lainnya. Kedua, melestarikan/menghidupkan/menegakkan agama. Karena Agama tidak akan lestari,hidup dan tegak berdiri tanpa ditopang oleh ilmu-ilmu diniyyah yang benar yang dimiliki oleh para pemeluknya. Ketiga, Syukur. Mencari ilmu sebagai salah satu wujud rasa syukur kita terhadap Allah SWT yang telah mengkaruniai kita aqal yang paling sempurna di antara para makhluk-Nya. Dan juga mensyukuri nikmat kesehatan yang setiap hari kita rasakan, namun sering kali kita lupakan dan hanya kita ingat ketika kita sedang sakit.
Dan jangan sekali-kali kita mencari ilmu dengan tujuan untuk dihormati di hadapan manusia atau untuk mendapatkan penghargaan dari pemerintah atau dari lembaga-lembaga yang banyak memberikan apresiasi terhadap ilmu.


2. Memilih Ilmu
Nabi bersabda “Tholabul ‘ilmi faridhotun álaa kulli muslimin wa muslimatin” mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslimin dan muslimat. Dan pada zaman seperti sekarang ini ilmu dan teknologi berkembang kian pesatnya. Masing-masing bidang ilmu mengalami perkembangan sedemikian rupa, dan mencabang menjadi bermacam-macam cabang ilmu lainnya.
Ilmu manakah yang hukumnya wajib kita cari?
Di dalam kita ta’limul muta’allim dijelaskan bahwa ilmu yang wajib kita cari adalah ilmu furudhiyyah, atau ilmu yang membahas tentang ibadah-ibadah fardhu yang wajib kita lakukan. Semisal ilmu tentang shalat, zakat, puasa, haji dll.
Kemudian yang perlu kita utamakan lagi adalah ilmu Tauhid. Bagi kita yang berorangtua muslim, adalah nikmat yang luar biasa, karena kita dengan otomatis akan memeluk agama Islam. Namun begitu penting sekali bagi kita untuk istidlal, mencari tau dalil-dalil yang membenarkan ketauhidan Islam. Dan utamakan ilmu-ilmu yang ada pada masa Rasulullah SAW.
Dalam hal ini pondok pesantren merupakan tempat mencari ilmu yang paling tepat. Karena di sanalah ilmu-ilmu keagamaan diajarkan dan dari sumber-sumber yang bisa dipertanggungjawabkan.

3. Memilih Guru
Pilihlah guru yang yang benar-benar berkompeten di bidangnya, taqwa, membenci kemaksiatan, yang melaksanakan kewajiban, dan gemar melakukan yang sunnah-sunnah.
Dan karena sekarang kita sekolah di sekolah yang di dalamnya terdapat banyak guru, dan masing-masing guru sudah mendapatkan tugas mata pelajarannya masing-masing, maka pilihan ada sebelum kita masuk ke sekolah tersebut. Pertimbangkan matang-matang sebelumnya. Dan ada baiknya musyawarahkan dengan orang-orang yang lebih tau dari pada kita. Utamanya adalah ulama’. Ali bin Abi Tholib berkata ” Ma halaka imriin ’an musyawwarotin” tidak ada yang rusak segala sesuatu setelah dimusyarahkan.
Ja’far as-shodiq berkata kepada sufyan atstsauri rohimahullah bermusyawarahlah di dalam urusanmu dengan orang-orang yang takut kepada Allah (yakni Ulama’).
Dan karena mencari ilmu ini adalah penting, maka tidaklah berlebihan ketika kita memusyawarahkan segala sesuatu yang berkaitan dengan mencari ilmu ini kepada para ulama’.

4. Memilih Teman
Teman merupakan faktor penting dalam menunjang kemajuan kita. Seperti ibarat kata, jika kita berada diantara para penjual ikan, tentulah badan kita berbau amis, dan jika kita berada di antara para penjual minyak wangi, tentulah badan kita ikut tercium wangi. Dengan kata lain, dengan siapa kita berteman, itu akan mempengaruhi kepribadian kita. Apakah akan menjadi baik atau sebaliknya. Oleh karena, berhati-hatilah dalam memilih teman.
Pilihlah teman yang bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu, bertaqwa, rajin, yang selalu memilih jalan yang benar, yang mudah faham dan mau memberikan kita pemahaman. Dan terlalu berhubungan dekat dengan teman yang malas, suka berbuat ma’siat, banyak bicara hal-hal yang tidak penting, suka merusak dan memfitnah.

Ditulis oleh Atho’urrohman
Bersumberkan kitab Ta’limul Muta’allim

Yayasan Pondok Pesantren Wasilatul Huda Dukohkidul Ngasem


EmoticonEmoticon